Karawang – Kecubung merupakan tumbuhan berbunga dan dikenal beracun. Tumbuhan dengan nama latin Datura metel ini digunakan dukun pengganda uang di Ciampel, Kabupaten Karawang, untuk membunuh karyawan RSUD Karawang.

Kepala Subkor Kefarmasian Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Eka Muthia Sari menjelaskan, kecubung adalah tumbuhan berbunga anggota suku solanaceae.

“Kecubung ini masih sekerabat dengan tumbuhan hias hutan yang memiliki bunga berbentuk terompet yang besar. Kecubung sendiri biasanya berbunga putih namun beracun,” kata Eka, saat dihubungi detikJabar, Sabtu (11/11/2023).

Dijelaskan Eka, kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid, yang terdiri dari jenis atropin, hiosiamin, dan skopolamin yang bersifat antikholinergik.

“Kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina. Kandungan dalam bunga kecubung dapat menyebabkan efek halusianasi dan sesak nafas hingga kematian jika dikonsumsi melebihi dosis tertentu,” kata dia.

Oleh karenanya, kata Eka, mengkonsumsi kecubung juga dapat menyebabkan kehilangan ingatan yang efeknya hampir sama dengan diazepam.

“Karena kandungan yang disebutkan tadi, sifatnya memabukkan, itu sebabnya Kementerian Kesehatan mengusulkan kecubung masuk dalam daftar 15 tanaman golongan narkotika,” imbuhnya.

Menanggapi isu karyawan RSUD yang dibunuh di kebun pisang, oleh dukun pengganda uang, pihaknya turut berduka cita, terlebih korban termasuk satu profesi dengannya di bidang kesehatan.

“Tentu saya pribadi turut berduka cita, apa lagi almarhum ini sama-sama nakes (tenaga kesehatan). Kami berharap aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas dan memberi hukuman setimpal,” ujarnya.

Setelah mengetahui kronologi kejadian, dan barang bukti yang diungkap dan dijelaskan pihak kepolisian, Eka menduga bahwa penyebab kematian korban mati lemas.

“Kemarin saya baca di media, berdasarkan cerita pihak kepolisian, ada barang bukti juga di situ termasuk kecubung yah. Sepertinya memang mati lemas,” ucap Eka.
Diketahui sebelumnya, jasad seorang pria yang diketahui bernama Fredy Abdul Halim (42) ditemukan tewas membusuk di perkebunan pisang di wilayah Ciampel, Kabupaten Karawang, pada Senin (7/11/2023).

Pihak kepolisian berhasil mengungkap dan mengamankan dua orang pelaku ayah dan anak, dengan motif pembunuhan berlatar belakang penggandaan uang.

Dihubungi terpisah, Kasatreskrim Polres Karawang AKP Abdul Jalil menjelaskan, peristiwa terjadinya pembunuhan bermula pada hari Sabtu (4/11/2023), saat korban mendatangi rumah pelaku tak jauh dari lokasi ditemukannya jasad korban.

“Bermula saat hari Sabtu, korban diajak oleh pelaku Kusnadi yang merupakan anak dari pelaku utama alias Abah, untuk menggandakan uangnya sebesar Rp5 juta jadi Rp1 miliar,” ujar Jalil, saat dihubungi detikJabar.

Ketiganya memulai proses ritual pada Sabtu malam, namun hingga Minggu (5/11) sekira pukul 01.00 WIB pelaku mulai marah karena belum melihat tanda-tanda keberhasilan dari penggandaan uang yang dilakukannya.

“Korban bersama Kusnadi sempat tertidur sampai pagi pukul 08.00 WIB, saat terbangun korban berjalan sempoyongan, dan berbicara melantur karena, dicekoki minuman kecubung, oleh kedua pelaku pada Sabtu (4/11) awal datang ke rumah pelaku,” kata dia.

Korban akhirnya dibunuh pada Minggu (5/11), dihantam benda tumpul oleh Abah sang dukun pengganda uang, karena takut aksi penipuan mereka berdua dilaporkan oleh korban.

“Karena korban ini marah, ngoceh melantur mungkin karena pengaruh kecubung, dia mengancam pelaku akan dilaporkan karena melakukan penipuan penggandaan uang. Karena takut dilaporkan pelaku kemudian dipukul dengan kayu di bagian belakang kepala,” paparnya.

Penyebab kematian korban, diketahui mati lemas diakibatkan trauma di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul, selain itu ditekahui, “Selain trauma di bagian kepala, diketahui bahwa korban kesulitan bernafas mungkin diakibatkan mengkonsumsi kecubung,” pungkasnya. (sc:detik.com)

By admin

Leave a Reply