
Malang – Keraton Gunung Kawi yang berada di Dusun Gendoga, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, menjadi salah satu jujugan peziarah Gunung Kawi. Rumor yang berkembang Keraton Gunung Kawi adalah tempat untuk mencari pesugihan. Benarkah demikian ?
DetikJatim pun mendatangi Keraton Gunung Kawi untuk menggali kebenaran itu. Letak keraton di ketinggian 2.860 mdpl ini biasanya ramai pengunjung pada malam Kamis Kliwon dan malam 1 Suro (Muharram).
Jika keraton biasanya identik dengan bangunan megah, tetapi di Keraton Gunung Kawi mempunyai bangunan fisik yang jauh dari kemegahan.
Untuk menuju Keraton Gunung Kawi bisa ditempuh kurang dari 1,5 jam dari Kota Malang dengan motor atau mobil. Hawa sejuk dengan aura mistis yang terasa kental akan dirasakan ketika sampai di Keraton Gunung Kawi.
Setelah memasuki area keraton, kesan mistis dan keramat semakin nyata. Di sana-sini ada banyak sekali sesajen. Ini menunjukkan bahwa tempat ini sering digunakan sebagai tempat pemujaan oleh warga yang mempercayainya.
Jika seseorang pertama kali memasuki area ini, pasti merasa sedikit takut. Pasalnya, suasana keraton sangat hening nan keramat. Itu akan membuat siapa pun yang memandangi setiap ornamen di sekitarnya merasa tak nyaman.
Setelah memasuki pintu gapura, pengunjung akan menemui tiga makam yang dipercaya merupakan pengawal setia dari Eyang Tunggul Manik dan istrinya Eyang Tunggul Wati yang dimakamkan di komplek dalam keraton. Mereka adalah Eyang Hamid, Eyang Broto dan Eyang Joyo.
Setelah melewati area makam tersebut, pengunjung akan menemui sebuah bangunan tepat berada di ujung anak tangga dinamai Kraton Gunung Kawi, pada sisi timur bangunan berdiri pohon Dewandaru yang dipercaya merupakan pohon keberuntungan. Sedangkan pada sisi barat terdapat bangunan tempat ibadah umat Konghucu.
Seperti halnya pesarean, Keraton Gunung Kawi juga menunjukan adanya keberagaam budaya dan keyakinan dari lima agama, dengan berdirinya masjid, gereja, pura, dan klenteng.
Selain pohon Dewandaru yang disakralkan sebagai tanaman pembawa keberuntungan. Pohon ini tumbuh pada sisi timur dari teras keraton.
Sementara makam Eyang Tunggul Manik dan Eyang Tunggul Wati berada di sisi utara dari keraton atau tepat di ujung bawah anak tangga untuk menuju tempat pertapaan.
Jono salah satu penjaga sekaligus pemandu bagi pengunjung yang datang ke Keraton Gunung Kawi menyatakan, bahwa pesugihan yang disematkan terhadap Keraton Gunung Kawi tidaklah benar.
Karena Keraton Gunung Kawi sejak awal banyak didatangi peziarah untuk beribadah sekaligus berdoa sebagai upaya mewujudkan keinginan yang dimiliki.
“Di sini sama halnya dengan makam pada umumnya. Datang ke sini untuk berziarah, bertawasul kepada leluhur. Bukan tempat mencari pesugihan, itu tidak benar,” kata Jono ditemui Kamis (12/10/2023). (sc:detikJatim)